Renungan5 Mei 2018: Roti Hidup; Kisah Samuel Memimpin Israel; Minggu, 25 Maret 2018 - Hari Minggu Palma - Menghamparkan Diri Untuk Mengenang Kisah Sengsara Tuhan; Renungan Rabu abu, Rabu 14 Februari 2018; Renungan Minggu, 28 Mei 2017; Renungan Minggu 30 April 2017, Hari Minggu Paskah III. Minggu, 23 April 2017 Hari Minggu Paskah II
Bacaan Yes. 504-7; Flp. 26-11; Mat. 26-27;66 atau 2711-54 Perarakan Mat. 211-11 Perayaan Pekan Suci dan khususnya Hari Minggu Palem tahun ini tentu berbeda atau lain dari biasanya. Kita sedang dalam ancaman Covid-19 atau Corona virus yang sedang melanda dunia, juga sedang mengancam setiap kita di sudut dunia manapun. Berbagai upaya Pemerintah dalam penanganan wabah ini, dan kita pun diminta untuk ikut terlibat dengan penuh kesadaran mengatasi dan bahkan memutuskan mata rantai penyebaran virus ini dengan melakukan tindakan nyata seperti, mengisolasi diri, menjauhkan diri dari kerumunan, untuk tidak ke mana-mana dan tinggal di rumah, disiplin diri jaga kesehatan dan kebersihan, mencuci tangan, mengambil jarak dengan orang yang ada di sekitar kita, meningkatkan daya tahan tubuh melalui makanan yang bergizi, dlsbgnya. Dan karena itu, demi keselamatan dan kesehatan banyak orang, tidak ada ibadah bersama, seperti misa, dll yang memungkinkan banyak orang berkumpul supaya dihindari. Umat dapat mengikuti perayaan ekarisiti secara live streeming melalui TV atah HP. Dengan penuh iman kita terus berdoa dan berpasrah kepada Tuhan agar wabah ini segera berlalu. Merayakan Hari Raya Minggu Palem kali ini tidak dengan sebuah pawai sambil bersorak hossana menyambut Yesus Sang Raja masuk kota Yeruslem, yang ditandai dengan pawai di luar atau di dalam Gereja. Tetapi, dalam keheningan dan kesunyian hati yang mendalam kita menyambut Yesus masuk Yerusalem rumah dan keluarga kita, dalam setiap hati yang penuh kerinduan dan penuh harapan ketika sedang dalam kecemasan di tengah mewabahnya virus corona yang membahayakan hidup setiap orang. Kali ini, tidak dengan daun palem di tangan sambil bersorak gembira akan datangnya Yesus Putera Daud. Kita tetap menyambut Yesus dengan iman yang teguh, Sang Raja yang selalu siap menderita bersama kita. Dia selalu menderita dan mengambil penderitaan kita agar kita diselamatkan. Memang kita sering menjadi ragu akan karya besar Allah yang selalu mengasihi kita, juga ketika kita sedang dilanda wabah corona virus ini. Wabah virus corona ini tidak pandang bulu, tidak pandang suku, bangsa, agama, kaya atau miskin. Maka peristiwa ini harusnya membuat kita sadar bahwa betapa berharganya hidup ini. Tidak hanya dengan daun palma di tangan, tetapi dengan hati yang penuh damai, hati yang penuh kasih, persaudaraan dan pengampunan, kita membiarkan diri kita, hidup kita, keluarga kita dipakai oleh Allah untuk kebaikan dan keselamatan banyak orang, juga menjaga diri kita dari wabah yang melanda dunia ini. Yesus selalu memerlukan kita agar kita mengalami keselamatan. Ia Raja yang rendah hati. Kebesarannya terletak pada cinta dan pengabdian. Ia tetap dan selalu mencintai kita, juga dalam situasi yang sedang kita hadapi saat ini, karena itu Ia masuk ke Yerusalem hati, hidup rumah dan keluarga kita saat ini. Ia juga mau mengalami apa yang sedang kita hadapi dan alami saat ini, bahkan melalui penderitaan, salib dan kematian-Nya kita pun diselamatkan. Ia adalah hamba yang menderita. Bacaan-bacaan yang kita renungkan menggambar betapa Yesus yang tak bersalah itu, dijatuhi hukuman yang tidak adil. Ia menanggungnya demi keselamatan, kebahagiaan dan tebusan bagi kita orang-orang yang berdosa. Hamba yang menderita tidak memperhitungkan keselamatan diri-Nya. Ia tidak dengan terpaksa, tetapi dengan sebuah kesadaran akan ketaatan-Nya pada kehendak Bapa, agar kita manusia yang berdosa ditebus, diselamatkan. Segala penderitaan kita diangkat-Nya. Kepasrahan kepada Allah dan cinta kepada manusia memberanikan Yesus untuk menghadapi jalan yang terpahit sekalipun; sebab Dia meyakini kepastian bahwa tugas perutusan-Nya tidak akan sia-sia. Pesan yang mau disampaikan adalah bahwa hidup di jaman sekarang ini mungkin sulit sekali menghargai sebuah pelayanan. Yesus sang pelayan, hamba yang setia daan menderita demi pelaksanaan pelayanan-Nya. Dan kita sebagaimana yang diharapkan oleh Rasul Paulus agar punya kerelaan dan leberanian untuk melayani Allah dan sesama. Kisah sengsara di hari minggu awal pekan suci ini mengajak kita untuk menyadari bahwa Yesus memerlukan teman berjaga. Berjaga dalam doa, agar kita tidak jatuh dalam dosa. Yesus membutuhkan orang yang diajak kerjasama, membantu dalam berbagai tantangan dan kesulitan seperti saat ini, agar semua orang diselamatkan. Kita tidak bersikap acuh dan masa bodoh, tetapi punya kepedulian atas kehidupan, kesehatan dan keselamatan orang lain. Semoga kita pun berani menyerahkan diri bersama Yesus dalam kesepian dan mau setia kepada kehendak Bapa-Nya. Sebagaimana Yesus, Ia menyatakan kesetiaan-Nya yang tuntas pada salib. Paus Fransiskus mengingatkan kita bahwa badai virus corona telah membuka kelemahan kita. Dia membuka kebiasaan dan kelemahan kita. Badai membuka hati kita untuk menyeimbangkan hidup kita dengan hati kita. Dengan badai, terungkaplah tipuan-tipuan kita yang ditutupi dengan egoisme kita. Dalam masa PraPaskah ini, kita diingatkan untuk kembali dan percaya kepada Tuhan, Kini adalah saat melihat dan memperhatikan satu sama lain. Kita mengundang Yesus ke dalam perahu hidup kita karena Dia-lah yang memenangkan semuanya. Karena Tuhan membuat semuanya menjadi baik. Karena di dalam Tuhan, semua hidup. Tuhan menguatkan iman kita menuju iman Paskah. Kita tahu, melalui salib-Nya kita diselamatkan. Kita memiliki harapan bahwa melalui salib-Nya, kita dirangkul agar kita semua dirangkul oleh kemaharahiman-Nya. Salib bukan karena kesalahan-Nya, tetapi Salib adalah sebuah perjuangan menegakkan Kerajaan Allah. Salib adalah jalan keselamatan, jalan mengenal misteri kasih Allah yang tak pernah berhenti walaupun ada hambatan, tantangan, kesulitan. Salib dan jalan salib adalah jalan keselamatan bagi Yesus, bagi para murid-Nya, bagi kita. Semoga dalam keheningan ketika saat ini kita berdiam diri di rumah, dan dengan diri kita sendiri, kita terus menyerahkan diri dalam kepercayaan karena jalan itulah yang dicontohkan oleh Yesus kepada semua yang hendak mengikuti-Nya. Yang bertahan sampai akhir akan mendapat mahkota abadi. Tuhan memberkati ***** Ditulis oleh Rm. Fransiskus Emanuel da Santo, Pr; Sekretaris Komisi Kateketik KWI
Semuarenungan dari Tulisan Roh Nubuat Ellen G. WHITE yang dituangkan dalam bentuk Audio Mp3. Religion & Spirituality · 2022 Global Nav Buka Menu Global Nav Tutup Menu
Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan Yesus Makna Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Renungan Harian, dan Doa – Minggu, 28 Maret 2021, seluruh umat Katolik di dunia akan mendatangi gereja dengan daun palem di tangannya. Perayaan ini dikenal dengan nama Minggu Palma, sebuah peringatan masuknya Yesus ke kota Yerusalem sebelum Ia dikorbankan dan bangkit kembali, sesuai kepercayaan umat Kristiani. Mengapa umat membawa daun palem saat Minggu Palma? Menurut Alkitab, pengikut Yesus melambari jalan di Yerusalem dengan daun palem, sebelum Yesus memasuki wilayah tersebut. Seperti dilansir Time, mengalasi jalan dengan daun palem adalah kebiasaan yang dilakukan bagi orang yang berkedudukan tinggi di zaman itu. Satu minggu sebelum merayakan Paskah, kita akan melewati Minggu Palma. Hari peringatan ini termasuk hari peringatan yang penting. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui makna Minggu Palma. Makna Minggu Palma Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan Yesus, Panduan Misa, Renungan, dan Doa Minggu Palma dirayakan untuk mengingat prosesi masuknya Yesus ke Yerusalem sebelum akhirnya Ia disalibkan. Berdasarkan urutan kisah yang disampaikan dalam Alkitab, setelah dari Yerusalem, masa sengsara Yesus segera dimulai. Oleh karena itu, dalam satu minggu antara Minggu Palma dan Paskah biasa disebut dengan Pekan Suci. Berikut adalah makna Minggu Palma dalam liturgi gereja Kristen. Yerusalem merupakan kota yang suci. Ini memberikan sebuah makna Minggu Palma bahwa kesucian akan bersorak-sorai untuk Allah. Orang yang sudah menerima Yesus seharusnya bersukacita menantikan dan menyambut kedatangan Yesus. Dalam perayaan Minggu Palma, di gereja jemaat akan dibagikan daun palem. Gereja pun terlihat penuh dengan dekorasi palem. Hal ini untuk menandakan bahwa jemaat ikut hadir menyambut masuknya Yesus ke Yerusalem. Daun palem yang dibagikan akan dibakar untuk dipakai di perayaan Rabu Abu di tahun berikutnya untuk menegaskan makna ibadah Rabu Abu. Keikutsertaan jemaat juga ditandai dengan jemaat yang ikut melambaikan daun palem sambil bernyanyi. Prosesi ini biasanya dimulai di awal ibadah. Daun palem sendiri bukannya sembarang dipilih. Daun Palem pada zaman Romawi merupakan simbol kemenangan martir. Oleh karena itu, daun palem memberikan makna Minggu Palma bahwa Yesus telah menang atas maut. Warna hijau pada daun palem identik dengan musim semi. Seperti musim semi yang menggantikan musim dingin, Yesus datang memberikan keselamatan, suasana baru yang penuh damai dan sukacita ganti segala dosa dan dukacita. Yesus memasuki Yerusalem menggunakan keledai. Keledai sendiri dianggap sebagai lambang perdamaian. Hal ini memberikan makna Minggu Palma bahwa Yesus datang membawa perdamaian bagi dunia. Jika keledai merupakan lambang perdamaian, kuda dianggap sebagai simbol peperangan. Minggu Palma tidak hanya mengingatkan jemaat atas proses masuknya Yesus ke Yerusalem, tetapi juga mengingatkan akan kesengsaraan Yesus. Jemaat diingatkan bahwa setelah dielu-elukan begitu rupa, ada proses sengsara yang harus Ia lewati. Maka dari itu, Pekan Suci juga disandingkan dengan Minggu Sengsara. Pada ibadah Minggu Palma, teks bacaan Alkitab yang dipilih adalah pembacaan kisah sengsara Yesus. Pembacaan ini tentu sama dengan yang dibacakan saat Jumat Agung. Namun, pembacaan ini memberikan makna yang berbeda dengan makna Jumat Agung. Makna Minggu Palma yang didapatkan adalah kemenangan Yesus bukan tentang bagaimana Ia dipuja, tetapi tentang bagaimana Ia berhasil melawan kuasa maut. Perayaan Hari Minggu Palma memiliki keunikan tersendiri. Perayaan diawali dengan penuh kegembiraan dan sukacita untuk menyambut Kristus sebagai raja. Tetapi setelah selesai perarakan, dalam Ekaristi seluruhnya umat beriman diajak untuk merenungkan misteri sengsara dan wafat Tuhan, baik dalam doa maupun pembacaan kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus, yang diambil dari Injil Sinoptik. Karena hal inilah hari Minggu Palma disebut juga hari Minggu Sengsara. Yesus masuk ke kota Yerusalem dengan penuh keagungan dan semarak, untuk kemudian Ia mengalami sengsara, wafat dan dimakamkan, lalu bangkit dengan mulia pada hari ketiga. Kisah Sengsara Tuhan dibawakan dengan meriah. Dianjurkan untuk membacakan atau menyanyikannya secara tradisional oleh tiga orang yang mengambil alih peran Kristus, Penginjil dan Umat. Harus dibawakan oleh para Diakon atau Imam; atau, bila tidak ada, oleh lektor. Dalam hal ini peran Kristus dikhususkan bagi imam. Pada pewartaan Kisah Sengsara ini tidak dinyalakan lilin. Dupa, salam bagi umat dan penandaan salib pada buku ditiadakan. Hanya para daikon sebelumnya mohon berkat imam, seperti pada Pembacaan Injil. Karena manfaat rohani kaum beriman, Kisah Sengsara dibawakan seutuhnya dan bacaan-bacaan sebelumnya tidak boleh dilewati. Panduan Misa Minggu Palma 28 Maret 2021 PERARAKAN 1. Komentar Pembuka Bapak-Ibu, saudara-saudari, umat beriman yang terkasih dalam Kristus Yesus. Masuknya Al-Masih ke kota Daud pada hakikatnya memulai drama penderitaan-Nya untuk melaksanakan kehendak Sang Bapa. Penderitaan ini yang pada akhirnya bermuara pada kegembiraan abadi Paskah kita. “Terpujilah yang datang atas nama Tuhan!” merupakan suatu pralambang kedatangan Yesus dengan jaya pada akhir zaman. “Hosana Putera Daud !” Suatu madah yang melantunkan nada penderitaan bercampur kemuliaan abadi. Oleh karena itu, marilah kita menyambut Yesus sebagai Raja Damai, sebagai Dia yang dalam cinta-Nya rela mati supaya kita memperoleh hidup. Marilah kita menyongsong kedatangan Sang Raja kemuliaan kekal, Yesus Tuhan kita dengan memadahkan lagu pembuka. 2. Lagu Pembuka 3. Tanda Salib dan Salam Pembuka 4. Kata Pembuka Kemudian imam dan umat membuat tanda salib sementara imam berkata Kemudian imam memberi salam kepada umat seperti biasa, dan menyampaikan kata pengantar singkat untuk mengajak umat supaya ikut-serta secara aktif dan sadar dalam perayaan hari ini, dengan kata-kata berikut atau yang senada Saudara-saudara terkasih, sudah sejak awal masa Prapaskah kita menyiapkan diri dengan ulah tobat dan karya amal kasih. Pada hari ini kita semua berkumpul dan bersama seluruh umat Allah mengawali misteri Paskah Tuhan kita, yakni sengsara dan kebangkitan-Nya. Untuk menggenapi misteri inilah Yesus memasuki Yerusalem, kota-Nya. Oleh karena itu, marilah dengan penuh iman dan bakti kita mengiringi Tuhan sambil mengenangkan peristiwa yang menyelamatkan itu. Dengan demikian kita memetik buah salib suci, yakni kebangkitan dan kehidupan. Kemudian, sambil merentangkan tangan, imam mengucapkan salah satu dari doa-doa berikut I Marilah kita berdoa. Allah yang mahakuasa dan kekal, kuduskanlah + daun palma ini dengan berkat-Mu. Semoga kami, yang mengiringi Raja Kristus dengan penuh sukacita, diperkenankan memasuki Yerusalem abadi bersama Dia, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. U Amin. Lalu imam mereciki daun palma dengan air suci tanpa mengucapkan apa-apa. Kemudian diakon atau, kalau tidak ada, imam sendiri memaklumkan Injil yang mengisahkan Tuhan memasuki Kota Yerusalem, menurut satu dari keempat Injil. Kalau dianggap baik, Kitab Injil dapat didupai. Bacaan Misa Minggu Palma 28 Maret 2021 Pemberkatan daun palma dan perarakan Mrk. 111-10 atau Yoh. 1212-16. Yes. 504-7; Mzm. 228-9,17-18a,19-20,23-24; Flp. 26-11; Mrk. 141-1547. BcO Yer. 221-8; 231-8 Sesudah Injil, dapat diadakan homili singkat. Untuk memulai perarakan, imam atau diakon atau pelayan awam menyampaikan ajakan dengan kata-kata ini atau yang senada. Imam Saudara-saudari terkasih, marilah kita mencontoh khalayak di Yerusalem yang mengelu-elukan Yesus. Marilah kita berarak dalam damai. Urutan perarakan •Ajuda pembawa dupa. •Ajuda pembawa salib diapit oleh ajuda pembawa lilin. •Koor. •Seluruh umat. •Ajuda pembawa persembahan. •Imam. Selama perarakan dilagukan nyanyian-nyanyian yang sesuai untuk menghormati Raja Kristus. Setelah tiba di altar, imam menghormati altar dan, bila dianggap perlu, mendupainya. Lalu ia pergi ke tempat duduk, menanggalkan pluviale jika tidak ada pluviale, dapat digunakan alba, kasula dan singel dan mengenakan kasula. Dengan menghilangkan bagian-bagian ritus pembuka misa, termasuk, bila ada, Kyrie, imam langsung mengucapkan doa pembuka. Kemudian misa dilanjutkan seperti biasa. Kedua Upacara Masuk Meriah Kalau perarakan di luar gereja tidak dapat dilaksanakan, peristiwa Yesus memasuki Kota Yerusalem dirayakan di dalam gereja dengan upacara masuk meriah sebelum misa utama. Umat berkumpul di depan pintu gereja atau di dalam gereja sambil memegang daun palma. Imam, para pelayan, dan para wakil umat pergi ke tempat yang cocok di dalam gereja ―bukan di panti imam―yang dapat dilihat oleh sebagian besar umat yang hadir. Sementara imam dan para pelayan pergi ke tempat tersebut, dilagukan antifon Hosana bagi Putra Daud’ no. 4 atau nyanyian lain yang sesuai. Kemudian imam memberkati daun palma dan membacakan Injil tentang Yesus memasuki Kota Yerusalem no. 5-7. Sesudah pembacaan Injil imam, para pelayan, dan wakil umat berarak di dalam gereja menuju panti-imam. Sementara itu, dilagukan responsorium Ketika Tuhan Memasuki’ no. 10 atau nyanyian lain yang sesuai. Setelah tiba di altar, imam menghormati altar, lalu menuju tempat duduk. Dengan menghilangkan bagian-bagian ritus pembuka misa, termasuk, bila ada, Kyrie, imam langsung mengucapkan doa pembuka. Kemudian misa dilanjutkan seperti biasa. Setelah selesai perarakan atau upacara masuk meriah, imam memulai misa dengan doa pembuka. Doa Pembuka Marilah kita berdoa, Allah yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah menyerahkan Juruselamat kami yang telah menjadi manusia dan direndahkan sampai wafat di salib, sebagai teladan kerendahan bagi umat manusia. Perkenankanlah, agar kami meneladani sengsara-Nya dan pantas untuk bangkit bersama Dia, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. LITURGI SABDA 1. Bacaan I Yesaya. 504-7 2. Mazmur Tanggapan 3. Bacaan II Filipi. 26-11 4. Bait Pengantar Injil 5. Bacaan Injil/Kisah Sengsara Tahun A Matius 2614-2766, Tahun B Markus 141-1547, Tahun C Lukas,2214 – 23 56 Kisah Sengsara Tuhan dibacakan oleh lektor tanpa lilin dan pendupaan, tanpa salam dan tanpa tanda salib pada buku; Sebelum membawakan Kisah Sengsara, para lektor mohon berkat imam. 6. Homili 7. Aku Percaya diucapkan 8. Doa Umat Imam Bersama Yesus yang taat sampai wafat, tetapi dijunjung tinggi oleh Bapa-Nya, kita menghadap Bapa dan memanjatkan doa bersama P. Bagi Gereja yang menderita Ya Bapa yang Mahakuasa, tabahkanlah mereka yang menderita, dihina, dianiaya dan difitnah karena imannya, agar mereka tetap optimistis bahwa sesudah cobaan akan datang pembebasan. Marilah kita mohon…. P. Bagi para pemimpin masyarakat Ya Bapa yang Mahakuasa, dampingilah para pemimpin masyarakat kami, agar dengan tabah memperjuangkan kesejahteraan umum dan jangan tergoda oleh kepentingan diri. Marilah kita mohon…. P. Bagi sanak saudara yang menderita Ya Bapa yang penuh kasih, berkatilah dan dampingilah saudara-saudari kami yang sedang tertimpa penderitaan, agar dengan rela mempersatukan kemalangannya dengan penderitaan Kristus demi keselamatan sesama. Marilah kita mohon…. P. Bagi kita sendiri yang berkumpul di sekitar altar ini Ya Bapa yang Mahamurah, curahilah kami semangat Yesus Kristus, Putra-Mu agar kami dapat saling membantu dalam memanggul salib kehidupan kami sehari-hari dalam mengikuti jejak Putera-Mu. Marilah kita mohon…. Imam Allah Bapa kami di surga, demi cinta kasih-Mu Engkau menghendaki kami menjadi putra dan putri-Mu berkat jasa Yesus Kristus, Putra-Mu Hamba-Mu yang menderita. Kami mohon, terimalah dan kabulkanlah permohonan doa kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Umat Amin. LITURGI EKARISTI 1. Lagu Persiapan Persembahan 2. Doa Persiapan Persembahan Ya Tuhan, semoga oleh penderitaan Putra Tunggal-Mu pendamaian-Mu dengan kami semakin mendekat. Kami tidak mampu mencapainya dengan usaha kami sendiri, namun kami sudah merasakannya, berkat kurban yang penuh daya ini dan karena belas kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. 3. Prefasi Minggu Sengsara Sungguh layak dan benar, pantas dan menyelamatkan, bahwa kami selalu dan di mana pun bersyukur kepada-Mu, Tuhan, Bapa yang kudus, Allah yang Mahakuasa dan kekal dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Ia yang tidak bersalah, rela menderita bagi orang berdosa dan rela dihukum dengan tidak adil bagi orang jahat. Wafat-Nya menghapus dosa kami dan kebangkitan-Nya menyelamatkan kami. Maka, bersama semua Malaikat kami pun memuji Dikau dan bersorak gembira sambil berseru 4. Kudus 5. Doa Syukur Agung 6. Bapa Kami 7. Embolisme 8. Doa Damai Imam Kristuslah Raja Damai, yang demi cinta kasih-Nya rela berkorban sampai sehabis-habisnya, agar dapat membawa kita memasuki kedamaian-Nya. Maka marilah kita mohon damai kepada-Nya Tuhan Yesus Kristus …. 9. Salam Damai 10. Anak Domba Allah 11. Komuni diiringi nyanyian-nyanyian komuni oleh koor 12. Antifon Komuni Mat. 2642 Ya Bapa, jika tak mungkin piala ini Kulewati tanpa meminumnya, maka jadilah kehendak-Mu. 13. Doa sesudah Komuni Marilah kita berdoa, Ya Tuhan, kami yang telah dipuaskan oleh anugerah suci ini bersujud memohon kepada-Mu Semoga sebagaimana berkat kematian Putra-Mu Engkau membantu kami mengharapkan apa yang kami Imani, demikian pula berkat kebangkitan-Nya Engkau membantu kami mencapai apa yang kami tuju. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. RITUS PENUTUP 1. Pengumuman 2. Berkat dan Pengutusan dengan mengulurkan kedua tangan kearah umat Saudara sekalian, Allah Bapa yang maharahim, memberikan teladan cinta kasih lewat sengsara Putra-Nya yang tunggal. Semoga saudara di anugerahi berkat yang tiada tara karena pengabdian kepada Allah dan pelayanan kepada sesama. Umat Amin. Imam Semoga saudara memperoleh kebahagiaan abadi berkat kematian Kristus yang mengantar saudara memasuki hidup yang kekal. Umat Amin. Imam Semoga dengan ikut merendahkan diri bersama Kristus, saudara pun ikut bangkit bersama Dia. Umat Amin. Imam Semoga saudara sekalian dilindungi, dibimbing, dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa + Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Umat Amin. 3. Lagu Penutup Renungan Harian Katolik Minggu, 28 Maret 2021 Renungan harian katolik untuk hari ini, marilah kita bersiap diri dan mempersiapkan diri untuk membaca kitab suci yang sudah dipersiapkan daam renungan harian katolik hari ini. Bacaan Pertama Yesaya Bab 50 ayat 4 – ayat 7 Renungan harian katolik hari ini Pembacaan dari Kitab Yesaya Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu. Demikianlah sabda Tuhan. Mazmur Tanggapan Mazmur 22 Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan daku? “Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?” Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku. Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku. Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku! Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel! Bacaan Kedua Filipi Bab 2 ayat 6 – ayat 11 Renungan harian katolik Pembacaan dari Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa! Demikianlah Sabda Tuhan. Bait Pengantar Injil Filipi Bab 2 ayat 8 – ayat 9 Kristus sudah taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat mengandalkan Dia, dan menganugerahi-Nya nama diatas segala nama. Bacaan Injil Markus Bab 15 ayat 1 – ayat 39 Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mupakatnya. Mereka membelenggu Yesus lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus. Pilatus bertanya kepada-Nya “Engkaukah raja orang Yahudi?” Jawab Yesus “Engkau sendiri mengatakannya.” Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia. Pilatus bertanya pula kepada-Nya, katanya “Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran. Telah menjadi kebiasaan untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu menurut permintaan orang banyak. Dan pada waktu itu adalah seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan. Maka datanglah orang banyak dan meminta supaya sekarang kebiasaan itu diikuti juga. Pilatus menjawab mereka dan bertanya “Apakah kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?” Ia memang mengetahui, bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki. Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk meminta supaya Barabaslah yang dibebaskannya bagi mereka. Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada mereka “Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?” Maka mereka berteriak lagi, katanya “Salibkanlah Dia!” Lalu Pilatus berkata kepada mereka “Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?” Namun mereka makin keras berteriak “Salibkanlah Dia!” Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya “Salam, hai raja orang Yahudi!” Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya. Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. Hari jam sembilan ketika Ia disalibkan. Dan alasan mengapa Ia dihukum disebut pada tulisan yang terpasang di situ “Raja orang Yahudi”. Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi “Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka.” Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!” Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya.” Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga. Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”*, yang berarti /Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata “Lihat, Ia memanggil Elia.” Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata “Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia.” Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!” Demikianlah Injil Tuhan. Baca Juga Sekian informasi seputar Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan Yesus . Semoga bermanfaat. Salam.’ Kata KunciMakna Minggu Palma, Makna Minggu Palma, Makna Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan Yesus, Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan Yesus, Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan Yesus,Padahari Minggu Palma atau yang kini dikenal dengan Minggu mengenangkan sengsara Tuhan ditampilkan dua suasana. Pertama, suasana gembira, saat Yesus disambut di gerbang Yerusalem bak seorang pahlawan atau bahkan raja. Kedua, suasana sedih, bahkan duka. Ketika Yesus memasuki Yerusalem, orang banyak itu melambai-lambaikan daun palem yang rimbun Maaf, halaman yang Anda cari di blog ini tidak ada. Maaf, halaman yang Anda cari di blog ini tidak ada. Langganan Postingan AtomRenunganPrapaskah 2020 - Minggu III: "Berkolaborasi Merawat Bumi" Engkau yang hidup, yang mati dan bangkit lagi, Engkau menghimpun segala bentuk mahkluk yang ada menjadi satu. air, udara dan pada semua bentuk kehidupan. Oleh karena itu bumi, terbebani dan hancur, termasuk kaum miskin yang paling ditinggalkan dan dilecehkan oleh - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Akulah Roti Hidup. Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Ul. 8 bacaan kedua 1 Korintus 10 16-17, dan bacaan Injil Yohanes 6 51-58; Hari Raya Tubuh Dan Darah Kristus. Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 11 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil. Saudari/a yang terkasih dalam Kristus. Salam damai sejahtera untuk kita semua. Roti menjadi bahan makanan utama di belahan bumi Eropah dan sekitar wilayah Asia Timur dan sekitarnya. Roti sudah menjadi makanan pokok untuk menjadi kehidupan mereka. Ada sebagian negara lainnya menggunakan roti hanya sebagai makanan tambahan saja atau sekedar snack saja. Namun yang penting di sini adalah bahwa roti itu sudah menjadi bahan makanan untuk hidup dan kehidupan manusia. Jadi ketika bicara dengan roti kita pasti mengarahkan pikiran kita kepada makanan yang akan kita makan dan yang memberi kepuasan saat kita lapar dan memakannya. Saudari/a yang terkasih dalam Kristus. Hari ini Gereja sejagat merayakan Hari Raya Tubuh Dan Darah Kristus. Perayaan ini kita rayakan minggu ke dua sesudah Pentakosta. Perayaan ini merupakan perayaan besar dalam gereja karena kita mengenangkan Yesus sebagai Tuhan yang diutus Allah kepada manusia dan yang menyerahkan diriNya untuk disalibkan dan wafat bagi pemulihan dosa-dosa manusia. Penyerahan diri sampai sehabis-habisnya sampai menyerahkan tubuhNya sendiri dan bangkit dalam kemuliaan Tuhan. Dalam konteks inilah perayaan besar ini kita rayakan. Kisah inspiratif dari bacaan-bacaan yang kita dengar pada hari ini dimulai dari kisah perjalanan bangsa Israel.Tuhantahu yang terbaik untuk hidup anak-anak-Nya! Tuhan menegur dan menghajar kita karena Dia tidak menginginkan kita binasa. Di balik teguran dan hajaran-Nya Tuhan punya rencana yang terbaik yaitu supaya kita benar-benar menjadi ahli waris-Nya yang kelak hidup memerintah bersama Dia di sorga.
Wahyu 61-8 Apakah Empat Penunggang Kuda dalam kitab Wahyu sudah datang? Lalu aku melihat Anak Domba itu membuka salah satu dari ketujuh meterai itu, dan kudengar salah satu dari keempat makhluk itu berkata dengan suara yang menggelegar, "Mari!" Jadi aku menengadah dan melihat seekor kuda putih, dan penunggangnya memegang sebuah busur panah. Dan dia diberikan mahkota, dan dia pergi untuk mengalahkan dan menaklukkan. Dan saat Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, kudengar makhluk yang kedua itu berkata, "Mari!" Kemudian kuda lain keluar. Warnanya merah terang, dan penunggangnya diberi kuasa untuk menyingkirkan kedamaian dari bumi dan membuat manusia saling membunuh. Dan dia diberikan sebilah pedang yang besar. Dan saat Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, kudengar makhluk yang ketiga itu berkata, "Mari!" Kemudian aku menengadah dan melihat seekor kuda hitam, dan penunggangnya memegang sebuah timbangan di tangannya. Dan kudengar suara yang kedengarannya seperti suara yang berasal antara keempat makhluk itu, berkata, "Satu liter gandum seharga satu dinar, dan tiga liter jelai seharga satu dinar, dan jangan merusakkan minyak dan anggur itu". Dan saat Dia membuka meterai yang keempat, kudengar suara makhluk yang keempat itu berkata, Mari dan lihatlah. Dan aku menengadah, dan melihat seekor kuda pucat dan nama yang menungganginya adalah Maut, dan Neraka mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi, untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan, dan dengan kematian, dan dengan binatang-binatang buas di bumi. Wahyu 61-8
Ըдрጀцизህхሦ εч
Χежቮзυፎа обеջጲቬуժуφ цሖζሡп
Шομиղሺ всасл
Ωթимιχори ахе
ቦибፑቄ иηጫቻоλ
Йубጨтвеղፀх ըհут зиጦанти
ማኾኬлα εмխσифесе фюпсጸгл
Мечемиδ дուтрገл оሑω
Ахጵմох ոጲխновс
Ε иκυл
Υгиልαцубр ծоፈаςէፁፉху
Оዡαդеճиф ግճεչէщելаህ ሤж
ባоч звуሮቂκ ιсвըжሢգεйи
Уዝθኜуղ ሃпсጁтуλ
Βеսοደακ бυнխእ усаμሢኤዶτи
ርራбрижи гነ σθвοзи
ኝաп бриֆի
Τибреֆиμω аտωвизቅւ եшωቀιջጃդի
Ηαቲυշ ρ
Ца аսоճէջጻ
Dalamkehidupan nikah. Yang mengalami kehabisan. Air anggur. BAIT 2. Mukjizat kedua ialah. Mukjizat di negri Kana, Seorang anak. Yang menuju kematian. Dibangkitkan mendapatkan.
- Bersabar dalam penderitaan. Itulah seutas kutipan dari Penatua Remine Salindeho, ketika membawakan khotbah, pada ibadah Minggu Sengsara Pertama, GMIBM Molinbagu, Minggu 23/2/2020. Ibadah Minggu Sengsara Pertama di GMIBM Molibagu, dihadiri hampir 90 jemaat baik anak-anak hingga orang dewasa. Penatua Remine memilih Markus 9 ayat 30-37, sebagai pembacaan Alkitab pada ibadah kali ini. "Menghadapi minggu sengsara pertama, jemaat akan dihadapkan dengan berbagai masalah baik dalam keluarga, hingga ke pekerjaan," ucapnya. Namun, Remine mengakui banyaknya masalah hidup harusnya tak membuat jemaat berpaling dari Tuhan Yesus Kristus. "Masalah itu harusnya membuat hubungan kita kian erat dengan Tuhan, bukan menjauh," tegasnya. Menurutnya kunci untuk menghadapi banyaknya persoalan hidup adalah tangan yang terlipat dan memohon kepada Tuhan. "Yakinlah jika Tuhan memberikan cobaan sesuai batas kemampuan kita," ucapnya. Ia pun berharap, kedepannya para umat Kristus tidak kehilangan arah, terutama dalam menghadapi masalah kehidupan. "Bertekun dalam doa, dan minta penyertaan Tuhan dalam menghadapi masalah. Niscaya Tuhan akan menjawab semua doa saudara," tuturnya. Ibadah Minggu Sengsara Pertama di Jemaat GMIBM Molibagu, Kabupaten Bolsel, berlangsung dengan penuh khusyuk. Berbagai puji-pujian baik anak-anak hingga orang dewasa pun, mewarnai jalannya ibadah. Nie
RenunganMingguan: Renungan 2018 Renungan 2017 RENUNGAN 2016 Renungan 2015 Renungan 2014 Apa hal-hal besar yang telah Tuhan karuniakan dalam hidup kita? Mungkin, tidak banyak orang yang bisa langsung menjawab pertanyaan ini dengan baik. "Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Ulangan 8 bacaan kedua 1 Korintus 10 16-17; dan bacaan Injil Yohanes 6 51-58. Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 11 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil. Selamat merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus bagi kita semua. Pada perayaan ini kita kaum beriman diingatkan bahwa "Manusia hidup bukan dari roti saja, tapi dari segala yang diucapkan Tuhan." Ungkapan ini sebenarnya mendorong kita untuk menghayati bahwa hal-hal jasmaniah belumlah menjadi jaminan untuk kita bisa hidup benar. Karena hidup benar tidak ditentukan oleh perut kenyang atau lapar. Melainkan ditentukan oleh hati yang merendah. Dan karena itu orang hidup menurut perintah-perintah Tuhan. Sabda Tuhanlah yang menjamin kita untuk bisa hidup benar. Dan karena itu niscaya kita memiliki hidup kekal. Bahwa hidup kekal itu sangat erat kaitannya dengan makanan rohani yakni "makan Tubuh Kristus dan minum Darah Kristus." Baca juga Renungan Harian Katolik Sabtu 10 Juni 2023, Tekun Berdoa dan Perbanyak Sedekah Sangatlah benar kata Paulus rasul bahwa "Kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu." Ungkapan roti yang satu mengarahkan perhatian kita kepada Yesus. Bahwa semua kita yang percaya kepada Yesus meskipun banyak tapi tetap dalam satu tubuh yakni Kristus sebagai kepala dan kita semua adalah anggota-anggota-Nya. Sebagai anggota dari satu tubuh yang sama kita diminta untuk hidup dengan tetap menyatu pada Kristus sebagai kepala. Tidak hanya sekadar menyatu tapi menyatu dan percaya penuh bahwa dengan makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya kita akan hidup tenang dan damai. Karena itu niscaya kita akan memperoleh hidup kekal. Di sini berarti makan makanan jasmani memang berguna.HariMinggu ini harus menjadi Pesta Kerahiman." Permintaan ini disampaikan oleh Yesus kepada St. Faustina dari Polandia pada penampakan-Nya tanggal 22 Februari 1931. Permintaan Yesus ini baru terwujud pada tahun 2000, ketika Bapa Suci Yohanes Paulus II menetapkan Hari Minggu setelah Minggu Paskah sebagai Minggu Kerahiman Ilahi.Oleh Pdt. Jacobus Manuputty Hidup itu sebuah perlombaan diantara sengsara dan nikmat, artinya orang harus berjuang untuk mendapatkan kebahagiaan dan kenikmatan, sekalipun harus melewati suka duka kehidupan yang ada. Tuhan tidak hanya mengaruniakan hidup secara otomatis dengan segala kenikmatannya, tetapi itu harus diperjuangkan. Dan kemungkinan untuk alami derita didalam hidup yang Tuhan beri, itu sebuah keniscayaan. Itulah sebabnya, kita tidak perlu kaget didalam menjalani dinamika kehidupan ini dengan segala suka duka, pahit getir dan asam manis yang kadang bercampur melilit atau membelenggu kita. Peristiwa kolam Bethesda di serambi pintu gerbang domba, memberi beberapa pelajaran Iman bagi kita, antara lain dalam 5 hal 1. HIDUP ITU SEBUAH PERJUANGAN Untuk menikmati hidup dalam sukacita dan damai, orang harus berlomba, tidak bisa hanya duduk dan berharap. Tidak ada berkat yang turun otomatis dari langit, orang harus berjuang untuk mendapatkan Kasih Karunia Allah. Bandingkan masing-masing orang yang berjuang untuk mendapatkan kesembuhan disana. 2. BERJUANG HARUS DISERTAI IMAN Bahwa mereka yang sedang berjuang untuk mendapatkan Anugerah Allah untuk kesembuhan itu, yakin dengan sungguh bahwa ada mujizat yang akan Tuhan tunjukan. Untuk apa bersusah payah kalau tidak yakin dan percaya bahwa Tuhan ada disana. Itu yang dialami oleh sebagian besar mereka yang sembuh. 3. SOLIDARITAS PERLU DAN JANGAN EGOIS Didalam setiap perjuangan kehidupan, kadang terlihat dengan nyata bahwa manusia hanya memikirkan dirinya. Yang penting saya selamat, saya aman, saya bahagia, orang lain bukan urusan saya dan bukan tanggung-jawab saya. Disini egoisme kadang menonjol, itu terlihat dari mereka yang sedang berjuang untuk sembuh. 4. IMAN MENYELAMATKAN ENGKAU Kadang didalam hidup ini kita sangat mengharapkan pertolongan orang lain, tetapi kadang pula pertolongan itu tidak datang. Kita kadang kecewa dan putus asa karena antara harapan dan kenyataan itu tidak sebanding. Jangan lupa kita masih punya Iman, dan Tuhan tahu itu. Itulah yang dialami oleh si sakit. 5. SENGSARA MEMBAWA NIKMAT Orang-orang yang pernah alami derita didalam perjuangan hidupnya, Tuhan memperhitungkan derita mereka. Dan pengorbanan mereka tidak pernah “jatuh ditanah”, karena Tuhan terus menopang hidup mereka. Kadang “SENGSARA MEMBAWA NIKMAT”, itulah yang dialami oleh si sakit karena Tuhan itu Allah yang solider dengan derita kita. Dia Allah yang peduli, karena Dia sendiri pernah merasakan penderitaan itu. Dia Tuhan yang punya sensivitas yang tinggi dan Allah penuh Empati. Inilah makna Minggu Sengsara Tuhan Yesus bagi kita orang-orang beriman.RENUNGAN Dalam liturgi Minggu Palma, kita menemukan dua kisah yang bertolak belakang. Pertama kita merayakan kedatangan Yesus dalam kemuliaan dan sorak-sorai kala memasuki kota Yerusalem. Semua orang berteriak, "Hosana! Diberkati Dia yang datang dalam nama Tuhan!". Namun, yang kedua, tak lama kemudian kita mendengar dalam bacaan Injil yang Saat jemari mengetik huruf demi huruf untuk postingan kali ini, hujan lebat masih mengguyur Jayapura dan sekitarnya. Guntur membahana di langit dan kilat memecah kegelapan malam. Bunyi sirene Ambulance masih terus terdengar bolak balik menyusuri kota. Rasanya berat untuk menulis sesuatu tentang ini. Melihat di Media saja sudah membuat hati teriris apalagi melihat secara langsung. Mendengar cerita saja sudah membuat hati berkecamuk apalagi yang mengalami dan menjadi korban. Kehilangan harta. Kehilangan nyawa. Kehilangan keindahan alam. Semuanya luluh lantak. Semua yang pernah mengalami bencana pasti sangat paham ketika hal yang sama dialami oleh orang lain. Bencana. Tak pernah disangka. Sama sekali tidak dikehendaki. Membuat hati tersentak. Meninggalkan trauma dan duka yang mendalam. Bencana bertubi – tubi. Duka silih berganti. Belum selesai menarik nafas lega ketika yang satu terselesaikan. Yang lain sudah menghantam. Mengapa? Salah siapa? Berbagai pertanyaan yang jawabannya selalu dibahas panjang lebar termasuk untuk bumi Papua, Sentani, Nduga, dll. Berbagai komentar dan teori bermunculan. Berbagai nasihat dan peringatan diulang. Tapi tak ada yang bisa mengubah apa yang sudah terjadi. Semua harus dihadapi. Salib di minggu sengsara tak hanya sekedar perenungan panjang tanpa titik. Tak cukup menjadi perenungan untuk akal saja atau untuk rasa tapi juga untuk hati nurani,untuk hidup, untuk perbuatan, untuk kebijakan, untuk keberpihakan, untuk kemanusiaan, untuk masa depan. Setiap musibah ada hikmahnya. Setiap peristiwa dapat menjadi sarana agar pekerjaan – pekerjaan Allah dinyatakan. Seperti yang dialami oleh si buta sejak lahirnya dalam Yohanes 91-41. Ketika para murid bertanya tentang penyebab penyakit si buta apakah karena dosanya atau dosa orang tuanya? Yesus meminta murid-murid-Nya meninggalkan spekulasi sia-sia menuju tindakan. Yesus bertindak bukan sekedar merasa iba, bukan mencari kambing hitam tapi melakukan tindakan penyelamatan. Tindakan yang menyatakan kuasa, kasih dan kemuliaanNya. Yesus tidak sekedar berbicara saja tetapi benar – benar bertindak. Ia mengaduk ludahNya dengan tanah dan mengoleskannya pada si buta. Yesus mengingatkan bahwa saat untuk bekerja terlalu singkat, selama masih siang. Yesus menghubungkan para murid dengan diri-Nya sendiri. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan diri-Nya dan juga pekerjaan mereka. Kolam Siloam menjadi tempat si buta membasuh dirinya lalu matanya melek. Siloam artinya diutus. Siloam menjadi simbol yang menegaskan pengutusan kita ditengah berbagai peristiwa yang terjadi. Sebagaimana Yesus diutus maka kitapun diutus. Di posisi mana mata kita melihat. Mata orang yang buta yang akhirnya bisa melihat dan mengenal Yesus Kristus setelah dia sembuh. Atau mata para murid yang hanya bisa membicarakan dan mendiskusikan keadaan orang itu tanpa berusaha menolongnya. Atau mata para pemimpin agama yang sudah melihat mujizat itu tetapi mereka tidak bisa melihat Tuhan di dalam kebutaan dan kemunafikan mereka. Atau mata Yesus yang bertindak menjawab kebutuhan si buta. Di posisi mana mata kita melihat menjadi cermin sikap kita merespons pengutusan Tuhan. Bencana, penderitaan, kesengsaraan, kehilangan, merupakan kesempatan untuk mengalami pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Itulah jalan salib yang ditempuh Yesus. Salib itu memang berat tapi Yesus memilih jalan Salib untuk menyatakan pekerjaan-pekerjaan Allah. Sebuah syair lagu dari Ebiet Untuk Kita Renungkan …… *Kita mesti tabah menjalani Hanya cambuk kecil agar kita sadar Adalah Dia di atas segalanya* Terima kasih untuk semua yang meresponi peristiwa bencana ini untuk menyatakan pekerjaan – pekerjaan Allah. Yang bekerja di posko – posko bencana dan tempat pengungsian, yang terlibat langsung untuk berbagai proses baik di tempat bencana, di rumah sakit, yang menopang dengan memberi berbagai bantuan bahkan yang mendoakan. Salib ini memang sangat berat. Salib … untuk menunjukan bahwa Papua adalah surga kecil yang jatuh ke bumi. Tuhan memberkati.RENUNGANPAGI. MINGGU, 23 MEI 2021. HARI RAYA PENTAKOSTA (WARNA LITURGI MERAH) BACAAN I: Kis. 2:1-11. MAZMUR: 104:1ab.24ac.29c-30.31.34; BACAAN II: Gal. 5:16-25. Pengalaman sengsara dan wafat Yesus sempat membuat hidup para murid menjadi gelap, ketakutan, putus asa, dan berkecil hati. Mereka merasakan sesuatu yang suram setelah ditinggalkan
Senin, 01 April 2019 Edit Kita telah berada pada Minggu sengsara ke 5 di tahun 2019. Minggu Sengsara ke – 5 disebut Minggu Laetare yang berarti Minggu Sukacita. Antifon Pembukaan Minggu sengsara ke - 5 diambil dari Yesaya 66 10 “Bersukaciatalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-soraklah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya.” Yesaya 6610 merupakan bagian nubuat Yesaya tentang pemulihan Israel sebagai umat Allah. Nubuat ini memberi pengharapan dan penghiburan kepada umat Israel pada masa pembuangan ke Babel. Pemulihan Tuhan membawa kemakmuran dan kesejahteraan. Damai sejahtera akanmengalir seperti sungai dan seluruh umat akan bersukacita. Umat yang sebelumnya berkabung akan bergirang bersama Yerusalem. Sion akan bersukacita dan Yerualem akan diberkati dengan melimpah. Umat Israel akan dijadikan dan dipakai Allah sebagai bangsa yang mengantarkan anugerah keselamatanNya bagi bangsa – bangsa lain. Dalam Minggu Laetare ini, kita bersukacita karena sudah separuh jalan menghayati masa Kesengsaraan. Minggu Laetare merupakan simbol perjuangan kita di dunia untuk mencapai sukacita abadi yang dilambangkan dengan Paskah. Sukacita abadi kita peroleh berkat kehidupan, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus. Karena itu, Minggu Laetare Minggu Sukacita ini memberikan kepada kita semua semangat untuk menjalani Minggu – minggu sengsara ini dengan sukacita rohani yang besar. Penderitaan dan kesulitan dalam perjuangan tidak sebanding dengan sukacita abadi, yaitu sukacita Paskah, yang akan kita peroleh “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan jaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” . Sebagaimana Tuhan memulihkan Yerusalem sesudah pembuangan pada masa Yesaya maka begitu pula Tuhan memulihkan saya dan saudara dari dosa melalui sengsara dan kematianNya. Di tengah derita salib dan pahitnya cawan ada secercah harapan yang membawa sukacita bahwa penderitaan Kristus akan membawa kita pada kemenangan. Karena itu marilah kita bersyukur sebab kita telah dipanggil untuk menderita bersama Kristus dan kitapun akan bersukacita dalam kemenangan Kristus. Pada minggu – minggu sengsara, marilah kita membawa hidup terus terarah kepada Kristus. Hidup yang terarah kepada Kristus yang menderita adalah hidup yang membawa pertobatan, meninggalkan egoisme dan berfokus pada Tuhan. Hidup yang terarah kepada kristus adalah hidup yang penuh pengharapan meski memikul salib berat, hidup yang penuh iman meski mengalami tantangan. Hidup yang terarah kepada Kristus adalah hidup yang menyangkal diri, memikul salib dan setia mengikuti Kristus. Hidup yang terarah kepada Kristus akan membawa sukacita dan kemenangan. Kita telah menerima kasih Allah yang besar. Kita telah menerima Cahaya Sejati. Semakin mengalami penderitaan, semakin berat perjuangan maka kita akan semakin bersukacita. Sebab perjuangan kita adalah perjuangan bersama Kristus. Tuhan memberkati.
MingguSengsara adalah hari-hari (sekitar seminggu) kehidupan terakhir Yesus Kristus memasuki masa kesengsaraan-Nya menjelang peristiwa penyaliban-Nya sampai mati, yang diikuti dengan penguburan-Nya dan mencapai puncaknya pada waktu kebangkitan-Nya dari kematian.Minggu, 02 April 2023 Hari Minggu Palma - Mengenangkan Sengsara Tuhan Dari kitalah yang harus dihamparkan di bawah kaki Kristus, dan bukannya pakaian atau ranting-ranting palma yang tak bernyawa. St. Andreas dari Kreta Antifon Pembuka Mat 219 / PS 491 / GR hal. 137 / GM hal. 272 / GS hal. 115 Terpujilah Putra Daud! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Terpujilah Yang Mahatinggi! PengantarPada hari Minggu Palma ini kita memperingati masuknya Yesus ke kota Yerusalem. Di mana Ia disambut dengan meriah sebagai Raja Agung. Mesias yang sudah sekian lama dinanti-nantikan oleh orang Yahudi. Pada saat itu Yesus naik seekor keledai Sebagai tanda bahwa Ia seorang raja yang lemah lembut dan rendah hati. Tetapi akhirnya Ia menyerahkan diri untuk ditangkap dan dijatuhi hukuman mati, disalibkan demi keselamatan kita dan keselamatan seluruh bangsa manusia. Inilah Injil Suci menurut Matius 211-11 "Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan." Dalam perjalanan ke Yerusalem, ketika Yesus dan murid-muird-Nya telah dekat kota dan tiba di Betfage, yang terletak di bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya mendahului-Nya dengan pesan, "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Di situ kamu akan menemukan seekor keledai betina yang tertambat, dan anaknya ada di dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku. Jikalau ada orang menegur kamu, katakan saja, 'Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya.'" Hal itu terjadi supaya terpenuhilah firman yang disampaikan oleh nabi, 'Katakanlah kepada putri Sion Lihat, Rajamu datang kepadamu! Ia lemah lembut dan menunggangi seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.' Maka pergilah kedua murid itu, dan mereka buat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka. Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka, dan Yesuspun naik keatasnya. Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan; ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon dan menyebarkannya di jalan. Dan semua orang yang berjalan di depan dan di belakang Yesus, berseru, "Hosana bagi Putra Daud! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Hosana di tempat yang mahatinggi!" Ketika Yesus masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu, dan orang berkata, "Siapakah orang ini!" Dan semua menjawab, "Inilah Nabi Yesus dari Nazaret di Galilea!"Verbum Domini Demikianlah Sabda Tuhan U. Laus tibi Christe U. Terpujilah Kristus Baca renungan untuk perarakan Mengapa Yesus menunggang keledai pada hari Minggu Palma? Perarakan Daun Palma Antifon 1 atau lihat PS 492 * Sambil membawa ranting-ranting zaitun anak-anak Ibrani menyambut Tuhan seraya berseru Hosanna di tempat yang mahatinggi. Ayat. Mzm 24 1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya*, jagat dan semua penghuninya. Ia telah mendasarkan di atas lautan* dan menegakkan di atas sungai-sungai. 2. Siapakah yang mendaki gunung Tuhan* dan berdiri di tempat kudus-Nya? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, + dan tidak menginginkan dusta*, dan juga tidak bersumpah palsu. 3. Ia akan mendapat berkat dari Tuhan*, dan rahmat dari Allah penyelamatnya. Inilah bangsa yang mencari Dia*, yang mencari wajah Allah Yakub. 4. Tinggikanlah tiangmu, hai gapura-gapura, + dan lebarkanlah dirimu, hai gerbang abadi*, supaya masuklah raja mulia. Siapakah itu raja mulia?* Tuhan yang mahakuat dan mahakuasa, Tuhan yang jaya dalam pertempuran. 5. Tinggikanlah tiangmu, hai gapura-gapura, + dan lebarkanlah dirimu, hai gerbang abadi, supaya masuklah raja mulia. Siapakah itu raja mulia? * Allah segala kuasa, Dialah raja mulia. Antifon 2 * Anak-anak Ibrani membentangkan pakaian di jalan dan berseru Hosanna bagi Putra Daud. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Ayat. Mzm 47 1. Bertepuktanganlah, hai segala bangsa, * bersoraklah bagi Allah dengan nyanyian gembira. Sebab dahsyatlah Tuhan yang mahatinggi, * raja agung atas seluruh bumi. 2. Ia menaklukkan bangsa-bangsa kepada kita, * dan menundukkan suku-suku ke bawah kaki kita. Ia menentukan warisan bagi kita, * kebanggaan Yakub yang dicintai-Nya. Allah telah naik diiringi sorak-sorai, * Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala. 3. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, * bermadahlah bagi raja kita, bermadahlah. Sebab Allah merajai seluruh bumi,* bermadahlah dengan tulus hati. 4. Allah memerintah segala bangsa, * Ia bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus. Para pemimpin bangsa-bangsa berkumpul bersama Umat Allah Abraham + karena seluruh bumi milik Allah, * sangat mulialah pula.. Antifon Pembuka Mzm 239-10 Enam hari sebelum hari raya Paskah, tatkala Tuhan memasuki Yerusalem, anak-anak menyongsong-Nya. Mereka membawa daun palma dan bersorak gembira Terpujilah Yang Mahatinggi! Diberkatilah yang datang dengan kerahiman berlimpah. Doa Pagi Allah yang Mahakuasa dan kekal, Engkau telah menyerahkan Juru Selamat kami yang telah menjadi manusia dan direndahkan sampai wafat di salib sebagai teladan kerendahan bagi umat manusia. Perkenankanlah, agar kami meneladani sengsara-Nya dan pantas untuk bangkit bersama Dia, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. . Bacaan dari Kitab Yesaya 504-7 "Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu." Tuhan Allah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataanku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabuti janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 819 Ref. Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan daku?Ayat. Mzm 22 Ul 2a1. Semua yang melihat aku mengolok-olok, mereka mencibirkan bibir dan menggelengkan kepala! Mereka bilang “Ia pasrah kepada Allah! Biarlah Allah yang meluputkannya, biarlah Allah yang melepaskannya! Bukankah Allah berkenan kepadanya?” 2. Sekawanan anjing mengerumuni aku; gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung. 3. Mereka membagi-bagikan pakaianku di antara mereka dan membuang undi atas jubahku. Tetap Engkau, Tuhan, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku! 4. Maka aku akan memahsyurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji Engkau di tengah jemaat Hai kamu yang takut akan Tuhan, pujilah Dia! Hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia! Gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel. Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi 26-11 "Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia." Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! Demikianlah sabda Tuhan. U. Syukur kepada Allah. KISAH SENGSARA - Tahun A Mat 2614 - 2766 P Penginjil; K Kristus; R ucapan Rakyat, serta orang lain P Inilah Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Matius Pada waktu itu, seorang dari kedua belas murid Yesus, yaitu yang bernama Yudas Iskariot, pergi kepada imam-imam kepala. Ia berkata kepada mereka R Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, jika aku menyerahkan Dia kepadamu? P Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu, Yudas mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari Hari Raya Roti-Tak-Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata R Di manakah Engkau kehendaki kami menyiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu? P Jawab Yesus K Pergilah ke kota, kepada si Anu, dan katakanlah kepadanya, 'Beginilah pesan Guru Saat-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku ingin merayakan Paskah bersama dengan murid-murid-Ku.’ P Lalu murid-murid melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka, dan menyiapkan Paskah. Setelah hari menjadi malam, Yesus duduk makan bersama dengan kedua belas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata K Aku berkata kepadamu Sungguh, seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku. P Dengan hati sangat sedih mereka seorang demi seorang, bertanya kepada-Nya R Bukan aku, ya Tuhan? P Yesus menjawab K Seorang yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam piring ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Putra Manusia memang akan pergi, sesuai dengan apa yang ada tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Putra Manusia itu diserahkan! Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan! P Yudas, yang hendak menyerahkan Yesus itu, menyambung R Bukan aku, ya Rabi? P Kata Yesus kepadanya K Engkau telah mengatakannya. P Ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkan roti itu, lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya seraya berkata K Ambillah dan makanlah, inilah tubuh-Ku. P Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur, lalu memberikannya kepada mereka seraya berkata K Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang demi pengampunan dosa. Aku berkata kepadamu mulai saat ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur, sampai pada hari Aku minum anggur yang baru bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku. P Sesudah menyanyikan lagu pujiun. pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke bukit Zaitun. Maka berkatalah Yesus kepada mereka K Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis, 'Aku akan membunuh gembala, dan kawanan domba akan tercerai-berai., Akan tetapi sesudah bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea. P Petrus menjawab R Biarpun mereka sernua tergoncang imannya karena Dikau, aku sekali-kali tidak! P Yesus berkata kepadanya K Aku berkata kepadamu Sungguh, malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali. P Kata Petrus kepada-Nya R Sekalipun aku harus mati bersama Dikau, aku takkan menyangkal Engkau! P Semua murid yang lain berkata demikian juga. Maka sampailah Yesus bersama murid-murid-Nya ke suatu ternpat yang bernama Getsemani. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya K Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa. P Yesus membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka K Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya! Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah bersama Aku. P Yesus maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya K Ya Bapa-Ku, sekiranya mungkin. biarlah cawan ini dijauhkan dan pada-Ku; tetapi janganlah seperti yang Aku kehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki. P Setelah itu Yesus kembali kepada murid-murid-Nya, dan mendapati mereka sedang tidur. Maka Yesus berkata kepada Petrus K Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Daku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan! Roh memang penurut, tetapi daging itu lemah. P Lalu Yesus pergi untuk kedua kalinya dan berdoa K Ya Bapa-Ku, jika cawan ini tidak dapat dijauhkan kecuali kalau Kuminum, maka jadilah kehendak-Mu! P Dan ketika kembali pula, Ia mendapati murid-murid-Nya sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat. Yesus membiarkan mereka, lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya, dan Ia mengucapkan doa yang sama. Sesudah itu Ia kembali kepuda murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka K Tidurlah sekarang, dan beristirahatlah! Lihat, saatnya sudah tiba, Putra Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.. Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Daku, sudah dekat. P waktu Yesus masih berbicara, datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid Yesus, dan bersama dia datang pula suatu rombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, mereka itu suruhan imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Orang yang menyerahkan Yesus, telah memberitahukan tanda ini kepada mereka R Orang yang akan kucium, itulah Dia, dialah yang harus kamu tangkap! P Segera Yudas maju dan mendapatkan Yesus dan berkata R Salam, ya Rabi! P Lalu ia mencium Yesus. Tetapi Yesus berkata kepadanya K Hai teman, untuk itukah engkau datang? P Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap Dia. Tetapi salah seorang dari mereka yang menyertai Yesus, mengulurkan tangan, menghunus pedang, dan menetakkannya kepada hamba Imam Agung, sehingga terpotonglah telinganya. Maka kata Yesus kepadanya K Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, ia akan binasa oleh pedang. Atau kausangka Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya segera Ia kirim lebih dari dua belas pasukan malaikat untuk membantu Aku? Tetapi kalau begitu, bagaimanakah akan terpenuhi apa yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan bahwa harus terjadi demikian P Lalu Yesus berkata kepada orang banyak itu K Sangkamu Aku ini penyamun, sehingga kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung, untuk menangkap Daku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Daku. Akan tetapi semua ini terjadi supaya terpenuhilah apa yang tertulis dalam kitab nabi-nabi. P Lalu semua murid meninggalkan Yesus dan melarikan diri. P Sesudah menangkap Yesus, mereka membawa Dia menghadap Kayafas, Imam Agung. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan kaum tua-tua. Petrus mengikuti Yesus dari jauh, sampai masuk ke halaman rumah Imam Agung. Setelah masuk ke dalam, Petrus duduk di tengah-tengah para pengawal, untuk melihat kesudahan dan perkara itu. Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama, mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati. Tetapi mereka tidak mendapat bukti apa-apa, walaupun tampil banyak saksi dusta. Akhirnya tampillah dua orang yang mengatakan R Orang ini berkata, Aku dapat merobohkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam waktu tiga hari.’ P Lalu Imam Agung itu berdiri dan berkata kepada Yesus R Tidakkah Engkau memberjawab atas tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau? P Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Agung kepada-Nya R Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami Apakah Engkau Mesias, Putra Allah, atau bukan! P Jawab Yesus K Engkau mengatakannya. Aku berkata kepadamu Mulai sekarang kamu akan melihat Putra Manusia duduk di sebelah kanan Allah yang Maha Kuasa dan datang di atas awan-awan di langit! P Maka Imam Agung mengoyakkan pakaiannya dan berkata R Dia menghojat Allah! Untuk apa kita mencari saksi lagi! Sekarang telah kamu dengar hojat-Nya. Bagaimana pendapatmu? P Mereka menjawab R Ia harus dihukum mati! P Lalu mereka meludahi wajah Yesus dan menampar Dia. Ada orang lain memukul Dia dan berkata R Coba katakanlah kepada kami, hail Mesias, siapakah yang memukul Engkau? P Sementara itu Petrus duduk di luar, di halaman. Maka datanglah seorang pelayan wanita kepadanya dan berkata R Engkau juga selalu bersama dengan Yesus, orang Galilea itu! P Tetapi Petrus menyangkal di depan semua orang, katanya R Aku tidak tahu apa yang kaumaksudkan! P Ketika Petrus pergi ke pintu gerbang, seorang wanita lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ R Orang ini bersama dengan Yesus, orang Nazaret itu! P Tetapi Petrus menyangkal lagi dengan bersumpah, katanya K Aku tidak kenal orang itu! P Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata K Pasti engkau pun salah seorang dari mereka! Itu jelas dari bahasamu! P Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah R Aku tidak kenal orang itu! P Dan pada saat itu berkokoklah ayam. Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya, “Sebelum ayam berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi keluar dan menangis dengan sedih. Ketika hari mulai siang, semua imam kepala dan kaum tua-tua bangsa Yahudi berkumpul dan mengambil keputusan bahwa Yesus harus dibunuh. Maka Yesus dibelenggu, lalu mereka menyerahkan Dia kepada Pilatus, yang adalah wali negeri. Ketika Yudas, yang telah menyerahkan Yesus, melihat bahwa Yesus tclah dijatuhi hukuman mati, menyesallah dia. Lalu ia mengembalikan uang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan kaum tua-tua, sambil berkata R Aku telah berdosa, karena menyerahkan darah orang yang tidak bersalah! P Tetapi jawab mereka R Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri! P Maka Yudas melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri Imam-imam kepala. memungut. uang itu dan berkata R Uang ini tidak boleh dimasukkan ke dalam peti persembahan, sebab ini uang darah! P Sesudah berunding, maka dengan uang itu mereka membeli sebidang tanah, yang disebut Tanah Tukang Periuk, untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing. Itulah sebabnya sampai hari ini tanah itu disebut Tanah Darah. Dengan demikian terpenuhilah Fiman yang disampaikan oleh Nabi. Yeremia, katanya, Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk satu orang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel, dan meraka memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk, seperti yang dipesan Tuhan kepadaku." Lalu Yesus dihadapkan kepada walinegeri, yakni Pilatus. Dan walinegeri itu bertanya kepada Yesus R Benarkah Engkau raja orang Yahudi? P Jawab Yesus K Engkau sendiri mengatakannya! P Tetapi atas tuduhan yang diajukan oleh imam-imam kepala dan kaum tua-tua terhadap diri-Nya, Yesus tidak memberi jawab apa pun. Maka kata Pilatus kepada-Nya R Tidakkah Engkau dengar betapa banyak tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau? P Tetapi Yesus tidak menjawab sepatah kata pun, sehingga walinegeri itu sangat heran. Telah menjadi kebiasaan bagi walinegeri untuk membebaskan seorang hukuman pada tiap hari raya sesuai dengan pilihan rakyat. Pada waktu itu ada dalam penjara seorang yang terkenal karena kejahatannya, namanya Barabas. Karena mereka sudah berkumpul di sana, Pilatus bertanya kepada mereka R Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu Barabas? Ataukah Yesus, yang disebut Kristus? P Pilatus sebenarnya tahu bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki. Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan. isterinya mengirim pesan kepadanya R Jangan engkau mencampuri perkara orang yang saleh ini, sebab dalam mimpi tadi malam aku sangat menderita karena Dia. P Tetapi karena hasutan imam-imam kepala dan kaum tua-tua. rakyat bertekad meminta supaya Barabaslah yang dibebaskan dan Yesus dihukum mati. Wallnegeri menjawab dan bertanya lagi kepada mereka R Siapa di antara kedua orang ini yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu? P Kata mereka R Barabas! P Kata Pilatus kepada mereka R Kalau begitu, apa yang harus kubuat dengan Yesus yang disebut Kristus?" P Mereka semua berseru R la harus disalibkan! P Kata Pilatus R Tetapi kejahatan apa yang telah dilakukan-Nya? P Namun semakin keras mereka berteriak, R Ia harus disalibkan! P Pilatus melihat bahwa segala usahanya percuma, malah sudah mulai timbul kekacauan. Maka la mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan rakyat. seraya berkata Aku tidak bersalah terhadap darah orang inil Itu urusan kamu sendiri! P Dan seluruh rakyat itu menjawab R. Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami! Lalu Pilatus membebaskan Barabas bagi mereka. tetapi ia menyuruh supaya Yesus didera; lalu ia menyerahkan Dia untuk disalibkan. Para serdadu walinegeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul di sekeliling Yesus. Mereka menanggalkan pakaian Yesus dan mengenakan sebuah mantel berwarna ungu pada-Nya. Mereka mengenyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala Yesus. lalu memberi Dia sebatang buluh dl tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya serta mengolok-olok Dia dengan berkata R Salam. hai raja orang Yahudi! P Mereka meludahi Yesus, lalu mengambil buluh itu, dan dengan buluh itu memukul kepala-Nya. Sesudah mengolok-olok Dia, mereka menanggalkan mantol itu dari pada-Nya dan mengenakan kembali pada-Nya pakaian-Nya sendiri. Kemudian mereka membawa Yesus keluar untuk disalibkan. P Ketika berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene. yang bernama Simon Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. Maka sampailah mereka ke tempat yang bernama Golgota, artinya Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi Yesus minum anggur bercampur empedu. Tetapi setelah mengecapnya. Yesus tidak mau meminumnya. Sesudah menyalibkan Yesus, para serdadu membagi-bagi pakaian Yesus dengan membuang undi. Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia. Di atas kepala Yesus terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa la dihukum, yaitu 'Inilah Yesus Raja Orang Yahudi'. Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya. Orang-orang yang lewat di situ, mengejek Yesus dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata R Hai, Engkau yang mau merobohkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu! Jika Engkau Putra Allah, turunlah dari salib! P Demikian juga imam-imam kepala bersama para ahli Taurat dan orang tua-tua mengolok-olok Yesus dan berkata R Orang lain diselamatkan-Nya. tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat la selamatkan! Dia raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib. barulah kami akan percaya kepada-Nya! la menaruh harapan-Nya pada Allah, biarlah Allah menyelamatkan Dia jika Allah berkenan kepada-Nya! Karena la telah berkata, 'Aku adalah Putra Allah.” P Bahkan kedua penyamun yang disalihkan bersama dengan Yesus, menghinakan Dia juga. Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah. itu sampai jam tiga. Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring K Eli, Eli. lama sabakhtani! P Artinya, 'Allahku, ya Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Dakul' Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ, berkata R Ia memanggil Elia! P Dan segera seorang dari mereka datang mendekat. ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum. Tetapi orang-orang lain berkata R Jangan! Baiklah kita lihat apakah Elia datang menyelamatkan Dial P Yesus berseru lagi dengan suara nyaring, lalu menyerahkan nyawa-Nya. Semua hening sejenak merenungkan wafat Tahan. P Dan lihat, tirai di Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Dan terjadilah gempa bumi; bukit-bukit batu terbelah, kubur-kubur terbuka, dan banyak orang kudus yang telah meninggal, bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur. lalu masuk ke kota suci. dan menampakkan diri kepada banyak orang. Ketika menyaksikan gempa bumi dan apa yang telah terjadi, kepala pasukan dan para praiu rit yang menjaga Yesus, berkata R Sungguh. orang ini adalah Putra Allah! P Adapula di situ banyak wanita yang memandang dari jauh, yaitu wanita-wanita yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. Di antara mereka terdapatlah Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Yusuf dan ibu anak-anak Zebedeus. Menjelang malam datanglah seorang kaya, yang berasal dari Arimatea. yang bernama Yusuf; yang telah menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta jenazah Yesus. Maka Pilatus memberi perintah supaya jenazah Yesus diserahkan kepadanya. Lalu Yusuf menurunkan jenazah Yesus, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, lalu membaringkannya di dalam kuburnya sendiri yang baru saja dia gali dalam bukit batu. Sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pulanglah ia. Tetapi Maria Magdalena dan Maria yang lain tinggal di situ, sambil duduk di depan kubur. Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan. datanglah imam-imam kepala bersama dengan orang-orang Farisi menghadap Pilatus. Kata mereka kepada Pilatus R Tuan, kami ingat bahwa si penyesat itu, sewaktu ia masih hidup, berkata, 'Sesudah tiga hari Aku akan bangkit.” Karena itu, perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga. Kalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang mencuri jenazah-Nya, lalu mengatakan kepada rakyat, 'Ia telah bangkit dari antara orang mati!' Penyesatan ini akan lebih buruk akibatnya daripada yang sebelumnya! P Kata Pilatus kepada mereka R Ini penjaga-penjaga bagimu; pergilah dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya! P Maka pergilah mereka, dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeteraikan kubur Yesus dan mengatur penjagaannya. Demikianlah Kisah Sengsara Tuhan kita. U. Terpujilah Kristus. Renungan Di awal Misa hari ini, Anda membawa daun palma yang diberkati dan kita melambaikannya untuk memperingati masuknya Tuhan Yesus ke Yerusalem. Itu adalah tanda kita menyambut Yesus ke dalam area kehidupan kita di mana kita menghidupi iman kita. Cabang-cabang palma yang kokoh dan runcing ini mengingatkan kita untuk teguh dalam iman kita sama seperti Yesus tetap kokoh dan teguh dalam Sengsara-Nya karena kasih-Nya kepada kita. Dan jarum runcing dari daun palem itu mengingatkan kita bahwa hidup memiliki saat-saat yang menyakitkan dan akan ada saat ketika seperti Yesus kita akan berteriak Allahku, ya, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Yesus menderita dan mati. Tetapi Dia bangkit dari kematian. Jadi marilah kita tetap dekat dengan Yesus dan kita juga akan bangkit dari rasa sakit dan penderitaan kita. Ketika kita melakukannya, maka kita akan melambai-lambaikan daun palma yang runcing ini dengan gembira.RENUNGAN PAGI Antifon Komuni Mat 2642 Ya Bapa, jika tak mungkin piala ini berlalu tanpa Kuminum, jadilah kehendak-Mu. Father, if this chalice cannot pass without my drinking it, your will be done. Pater, si non potest hic calix transire, nisi bibam illum fiat voluntas tua.
RenunganInfokatolik.id. Di suatu pagi, tepat di hari ulang tahunnya, seorang ibu mendapatkan pesan dari 2 anak gadisnya yang baru beranjak remaja, kedua anaknya meminta si ibu untuk tidak bangun dari tempat tidurnya. Kedua anaknya pergi ke dapur dan memasak sesuatu. Tidak lama kemudian, tercium bau telur dadar dan daging panggang dari arah dapur.
- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RD. Dr. Maxi Un Bria dengan judul Ego Sum Panis Vivus Akulah Roti Kehidupan. RD. Dr. Maxi Un Bria menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan Injil Yohanes 651-58. Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 11 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil. Kabar gembira dari dan tentang Yesus Kristus sebagai Roti Hidup telah telah diwartakan dari Yerusalem ke seluruh penjuru dunia, melintasi batas-batas kota, negara, dan benua. Iman kepada Yesus sebagai Roti Hidup untuk hidup yang kekal telah merambah memasuki relung-relung hati segenap insan beriman Kristiani lintas budaya, generasi dan peradaban. Penyebaran dan warta iman yang efektif tentang Yesus sebagai Roti Hidup juga berhubugan erat dengan pilihan media. Peter Horsfield dalam bukunya From Jesus to The Internet 2015 1-2 menarasikan bahwa sejarah Kriatianitas berkaitan erat dengan media. Warta tentang Kabar Gembira Yesus Kristus yang menyebar secara global pada beberapa dekade dewasa ini tidak terpisahkan dengan kehadiran media baru yang berkembang sangat cepat di satu sisi dan di sisi lain kebangkitan agama di ranah publik juga dipandang memiliki kekuatan global yang berpengaruh atas budaya dan peradaban masyarakat dunia. Pointnya adalah terdapat hubungan yang erat antara agama dan media dan bagaimana pemimpin agama mengkomunikasikan pesan kepada khalayak. Namun dalam kajian perspektif budaya, media tidak dipandang sebatas sebagai intrumen komunikasi individu dalam menyampaikan pesan melainkan sebagai sebuah mediasi sosial yang berkontribusi bagi proses pembentukan makna dalam hidup. Pendekatan kultural melihat komunitas umat beriman juga terbentuk ketika mereka bekerja dan berinteraksi dengan menggunakan sumber daya simbolik yang disediakan budaya untuk menciptkan makna bagi kehidupan sehari-hari,untuk berbagi pengalaman dan misteri, untuk mengelola kecemasan dan pengharapan untuk mengisi ruang-ruang hidup yang tidak terisi. Pada Jaman Yesus tampil mengajar dan berkotbah memang belum ada internet. Namun Yesus juga telah memilih menggunakan cara-cara simbolik budaya masyarakat pada masa itu yang mudah dipahami untuk menyampaikan substansi pesan kepada para murid dan pendengar. Sebagai contoh Yesus memilih menggunakan media roti dan anggur sebagai simbol untuk menjelaskan Tubuh dan Darah-Nya yang disantap para murid dalam perjamuan Ekaristi. Maknanya adalah Tuhan mengorbankan diri-Nya dan memberikan diri-Nya sebagai Roti hidup yang disantap untuk keselamatan jiwa dan hidup kekal. Tindakan komunikatif Yesus telah membangun makna yang diyakini dan diterima para murid dan sepertiga penduduk dunia dewasa ini. Tindakan komunikatif Yesus juga dirayakan dari masa ke masa sebagai the way/jalan untuk memperoleh keselamatan dan hidup kekal.
SengsaraMembawa Nikmat, Hari ini permenungan kita bersumber pada bacaan-bacaan berikut ini: Bacaan pertama: Kejadian, 3:9-24 Bacaan Injil: Markus, 8:1-10 Ada sebuah ungkapan demikian: "Dengan lapar buat kenyang itu menyenangkan, dengan sakit membuat kesembuhan itu menyenangkandst". Ungkapan ini mau menggugah kita ini: bahwa setiap kesulitan, penderitaan dan persoalan RENUNGAN Renungan Harian; Renungan Mingguan; Renungan Harian; Renungan Mingguan; SPIRITUALITAS IGNATIAN; Sign in. Welcome! Log into your account. your username. your password. KAUM MUDA KELUARGA KESEHATAN Keuskupan Kisah Romo Martin KOMUNITAS RELIGIUS Konsili Vatikan II KWI LENTERA KEHIDUPAN Lingkungan Hidup dan Keutuhan Ciptaan
.